Minggu, 18 Maret 2012

MEMBUAT GAME JAVA SNACK HQ DENGAN NETBEANS

/*
 * DO NOT REMOVE THIS COPYRIGHT
 * 
 * This source code is created by Muhammad Fauzil Haqqi
 * You can use and modify this source code but
 * you are forbidden to change or remove this license
 * 
 * Nick  : Haqqi
 * YM    : xp_guitarist
 * Email : fauzil.haqqi@gmail.com
 * Blog  : http://fauzilhaqqi.blogspot.com
 */

package snakehq;

import java.awt.Point;

/**
 * Snake class, a representation of a snake
 *
 * @author Haqqi
 */
public class Snake {
  //*********************//
  //*** Variable area ***//
  //*********************//
  // coordinates of body
  private Point[] body;
  // facing
  private int face;

  // maximum snake's length
  private final int maxLength = 10;

  // orientation
  public static final int NORTH = 0;
  public static final int EAST = 1;
  public static final int SOUTH = 2;
  public static final int WEST = 3;

  // snake pixel size
  public static final int SNAKE_SIZE = 10;

  //************************//
  //*** Constructor area ***//
  //************************//
  public Snake() {
    body = new Point[maxLength];
    for(int i = 0; i < maxLength; i++) {
      body[i] = new Point(20 - i, 15);
    }
    face = EAST;
  }

  //*******************//
  //*** Method area ***//
  //*******************//
  public Point[] getBody() {
    return body;
  }

  public void moveEast() {
    if(face != WEST)
      face = EAST;
  }

  public void moveWest() {
    if(face != EAST)
      face = WEST;
  }

  public void moveNorth() {
    if(face != SOUTH)
      face = NORTH;
  }

  public void moveSouth() {
    if(face != NORTH)
      face = SOUTH;
  }

  public void update() {
    // update body
    for(int i = body.length - 1; i > 0; i--) {
      body[i].x = body[i-1].x;
      body[i].y = body[i-1].y;
    }
    // update head
    Point head = body[0];
    if(face == NORTH) {
      if(head.y <= 0)
        head.y = Panel.AREA_HEIGHT - 1;
      else
        head.y--;
    }
    else if(face == EAST) {
      if(head.x >= Panel.AREA_WIDTH - 1)
        head.x = 0;
      else
        head.x++;
    }
    else if(face == SOUTH) {
      if(head.y >= Panel.AREA_HEIGHT - 1)
        head.y = 0;
      else
        head.y++;
    }
    else if(face == WEST) {
      if(head.x <= 0)
        head.x = Panel.AREA_WIDTH - 1;
      else
        head.x--;
    }
  }
}

Pembuatan class Snake ini tidaklah sulit. Bagian terpenting dari game sederhana ini adalah kerangka game yang berupa panel. Berikut source code-nya.
/*
 * DO NOT REMOVE THIS COPYRIGHT
 * 
 * This source code is created by Muhammad Fauzil Haqqi
 * You can use and modify this source code but
 * you are forbidden to change or remove this license
 * 
 * Nick  : Haqqi
 * YM    : xp_guitarist
 * Email : fauzil.haqqi@gmail.com
 * Blog  : http://fauzilhaqqi.blogspot.com
 */

package snakehq;

import java.awt.Dimension;
import java.awt.Graphics;
import java.awt.Graphics2D;
import java.awt.Point;
import java.awt.RenderingHints;
import java.awt.event.KeyAdapter;
import java.awt.event.KeyEvent;
import javax.swing.JFrame;
import javax.swing.JPanel;
import javax.swing.SwingUtilities;

/**
 * Panel class, the skeleton of the game
 *
 * @author Haqqi
 */
public class Panel extends JPanel {
  //*********************//
  //*** Variable area ***//
  //*********************//
  private Snake snake;
  private Thread animation;

  public static final int PANEL_WIDTH = 400;
  public static final int PANEL_HEIGHT = 300;
  public static final int AREA_WIDTH =
      PANEL_WIDTH / Snake.SNAKE_SIZE;
  public static final int AREA_HEIGHT =
      PANEL_HEIGHT / Snake.SNAKE_SIZE;

  //************************//
  //*** Constructor area ***//
  //************************//
  public Panel() {
    setPreferredSize(new Dimension(
        PANEL_WIDTH, PANEL_HEIGHT));
    snake = new Snake();
    initThread();
    addKeyListener(new KeyManager());
    setFocusable(true);
    requestFocusInWindow();
    animation.start();
  }
  
  //*******************//
  //*** Method area ***//
  //*******************//
  @Override
  protected void paintComponent(Graphics g) {
    super.paintComponent(g);
    Graphics2D g2 = (Graphics2D) g;
    g2.addRenderingHints(new RenderingHints(
        RenderingHints.KEY_ANTIALIASING,
        RenderingHints.VALUE_ANTIALIAS_ON));
    drawSnake(g2);
  }

  // render the snake
  private void drawSnake(Graphics2D g2) {
    Point[] s = snake.getBody();
    int pixel = Snake.SNAKE_SIZE;
    // fill the head
    g2.fillOval(s[0].x * pixel, s[0].y * pixel,
        pixel,pixel);
    // draw body outline
    for(int i = 0; i < s.length; i++) {
      g2.drawOval(s[i].x * pixel, s[i].y * pixel,
          pixel, pixel);
    }
  }

  // initiate animation thread
  private void initThread() {
    animation = new Thread(new Runnable() {
      public void run() {
        while(true) {
          try {
            // sleep a while for animation
            Thread.sleep(300);
          } catch (InterruptedException ex) {}
          snake.update();
          SwingUtilities.invokeLater(
              new Runnable(){
            public void run() {
              repaint();
            }
          });
        }
      }
    });
  }

  // Keyboard handler of the game
  private class KeyManager extends KeyAdapter {
    @Override
    public void keyPressed(KeyEvent e) {
      super.keyPressed(e);
      int c = e.getKeyCode();
      switch(c) {
        case KeyEvent.VK_RIGHT:
          snake.moveEast();
          break;
        case KeyEvent.VK_LEFT:
          snake.moveWest();
          break;
        case KeyEvent.VK_UP:
          snake.moveNorth();
          break;
        case KeyEvent.VK_DOWN:
          snake.moveSouth();
          break;
      }
    }
  }

  /**
   * Main method that run firstly when the program starts
   * @param args the command line arguments
   */
  public static void main(String[] args) {
    // TODO code application logic here
    SwingUtilities.invokeLater(new Runnable() {
      public void run() {
        JFrame f = new JFrame("Snake HQ");
        f.setDefaultCloseOperation(
            JFrame.EXIT_ON_CLOSE);
        f.add(new Panel());
        f.pack();
        f.setResizable(false);
        f.setLocationRelativeTo(null);
        f.setVisible(true);
      }
    });
  }
}

Panel ini hanya mempunyai 2 atribut/object penting. Yang pertama, jelas adalah si ular. Yang kedua, adalah thread yang digunakan untuk mengatur animasi. Proses animasi itu sendiri diatur dalam method initThread(). Coba saja pelajari apa yang dilakukan program dalam thread tersebut. Bagian lain yang penting adalah private class KeyManager. Class ini digunakan untuk menangkap event yang terjadi pada keyboard.

Selasa, 06 Maret 2012

Latar Belakang Masjid Agung Sumenep

Masjid Agung Sumenep terletak di Jalan Trunojoyo Nomor 6, Kelurahan Bangselok, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Masjid berada di tengah kota Sumenep berbatasan dengan Jalan Trunojoyo di sebelah timur, di sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk, di sebelah utara dengan pertokoan, dan di selatan dengan Pasar Polowijo.
Deskripsi Bangunan
Masjid Agung Sumenep berdiri di atas tanah berukuran 89 x 89 m. Berdenah bujur sangkar berukuran 30 x 30 m menghadap ke timur dan tepat ditengah-tengah dinding bagian barat menjorok bangunan mihrab. Masjid ini dibatasi oleh tembok keliling setinggi 3 m di sebelah barat, utara dan selatan, sedangkan di sebelah timur dibatasi gapura dan pagar besi.
Ruang utama
Ruang utama berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 23,5 x 23,5 m, dibentuk oleh empat buah dinding terbuat dari tembok berukuran tebal dinding 0,7 m, tinggi 4,5 m. Tiap sudut dinding luar bangunan terdapat dua pilaster yang dipisahkan oleh hiasan geometris. Pada dinding timur terdapat dua prasasti yang mengapit pintu masuk utama. Prasasti I yang terletak di sebelah utara berhuruf Arab, sedangkan prasasti II terletak di selatan berhuruf Arab dan Jawa. Kedua prasasti dituliskan pada bingkai berbentuk elips dan dicat wama emas.
Ruang utama masjid memiliki sembilan pintu terbuat dari kayu jati dan dicat warna hijau yang menghubungkan ruang utama dengan serambi. Lima pintu terdapat pada dinding timur sedangkan pada dinding utara dan selatan masing-masing terdapat dua pintu. Di depan seluruh pintu masuk terdapat dua anak tangga berukuran 2,2 x 0,4 m dan tinggi masing-masing anak tangga 30 cm yang dilapisi tegel berukuran 0,2 x 0,3 m bermotif garis-garis horizontal putih dan coklat. Letak seluruh pintu masuk tidak sejajar dengan permukaan dinding tetapi menjorok 30 cm ke dalam.
Pintu utama ditengah-tengah dinding timur berukuran 4 x 2,8 m memiliki dua buah daun pintu masing-masing berukuran 2,4 x 1 m dengan tebal 5 cm. Pada daun pintu terdapat hiasan bingkai cermin yang ditengah-tengahnya dihias dengan ukir-ukiran dan dicat wama merah, emas, biru’ dan hijau.’ Bagian” atas pintu terdapat hiasan terawangan berupa ukir-ukiran kayu berbentuk sulur-suluran, bunga teratai dan mahkota yang dicat warna merah, emas, biru dan hijau. Hiasan terawangan ini berfungsi sebagai ventilasi. Pada kusen bagian atas terdapat hiasan pelipit. Pintu utama diapit oleh empat pintu masing-masing dua pintu pada dinding utara dan selatan berukuran 4,2 x 2,2 m masing-masing mempunyai dua daun pintu. Setiap daun pintu berukuran 2,3 x 0,95 m berhiaskan bingkai cermin. Bagian atas pintu terdapat jendela kaca berbingkai kayu sedangkan pada kusen bagian atas terdapat hiasan pelipit rata.
Pintu sebelah timur berukuran 4,2 x 2,8 m terdapat hiasan terawangan berbentuk ukir-ukiran kayu berupa sulur-suluran dan bunga pada bagian atasnya, tetapi ukir-ukiran ini tidak dicat. Pada kusen bagian atasnya terdapat hiasan pelipit. Pintu ini mempunyai sepasang daun pintu berukuran 2,4 x 1 m. Hiasan pada daun pintu sarna seperti pintu utama. Pintu sebelah barat berukuran 4 x 2,2 m mempunyai kisi-kisi kayu 6 buah pada bagian atas daun pintu dan hiasan pelipit pada kusen bagian atas. Pintu ini mempunyai sepasang daun pintu berukuran 2,4 x 1 m, sebelah dalam terdapat hiasan bingkai cermin.
Pada dinding selatan terdapat dua pintu yang berhadapan dengan pintu-pintu pada dinding utara mempunyai ukuran, bentuk dan hiasan yang sama. Jendela ruang utama ada sepuluh jendela, terbuat dari kayu jati yang dicat warna hijau. Pada jendela bagian atas dan bawah terdapat kisi-kisi kayu masing-masing terdiri dari tiga dan lima bilah kayu disusun vertikal. Semua daun jendela sebelah dalam terdapat hiasan bingkai cermin, sedangkan pada kusen bagian atas terdapat hiasan pelipit rata.
Di dalam ruang utama terdapat mihrab, mimbar, maksurah dan tiang-tiang. Lantai terbuat dari tegel berukuran 0,4 x 0,4 m berwarna putih yang dilapisi karpet warna hijau. Ruang utama ditopang oleh 13 tiang, yaitu satu tiang ditengah-tengah ruang, empat tiang di utara, empat tiang di timur, empat tiang di selatan dan empat tiang di barat. Ketigabelas tiang berbentuk silinder dibuat dari semen dan mempunyai hiasan susunan pelipit rata dan setengah lingkaran berbentuk segi delapan di tubuh dan puncaknya. Bagian bawah masing-masing tiang tingginya 30 cm dan keliling 46 cm. Sedangkan keliling tubuhnya 36 cm, tiang utama terletak di bagian tengah, tingginya 8 m, sedangkan tiang lainnya tinggi 6 m.
Mihrab
Mihrab terletak di dinding barat berbentuk persegi panjang berukuran 2,16 x 1,58 m, tingginya 2,75 m, menjorok ke barat diapit dua pasang pilaster setinggi 30 cm pada masing-masing sisinya dan dihias dengan tegel keramik seluruh permukaannya. Pilaster bagian luar bersusun dua sedangkan bagian dalam bersusun tiga. Antara pilaster bagian luar dengan bagian dalam terdapat hiasan bingkai cermin yang ditengahnya dihias dengan motif geometris sama dengan hiasan pada dinding mimbar dan maksurah. Pada bagian atas pilaster terdapat lengkung setengah lingkaran yang berhiaskan pelipit dan motif geometris. Di sebelah utara dan selatan terdapat relung dengan bentuk lengkung sempurna berhiaskan kaligrafi Arab yang dicat berwama emas. Tinggi relung 2,3 m dan lebamya 0,8 m.
Mimbar
Ruang mimbar berukuran 1,9 x 1,1 m, di dalamnya terdapat tiga anak tangga. Pada ujung anak tangga terdapat tempat duduk dari semen berukuran 1,1 x 0,5 m, tingginya 50 cm permukaannya dihias tegel keramik. Tubuh mimbar didukung empat pilaster tiap-tiap sudut pilaster ditempeli tegel keramik. Pada dinding utara dan selatan terdapat dua buah hiasan segi delapan dengan motif geometris yang berfungsi sebagai ventilasi dan bunga teratai. Mimbar beratap rata yang ditempel tegel keramik, bagian atasnya terdapat hiasan pelipit rata dan setengah lingkaran, puncaknya terdapat kubah berbentuk elip yang bagian tengahnya terdapat tiang kecil dari besi, dan bagian atas tiang terdapat hiasan huruf ‘V’ tidur.
Maksurah
Ruang maksurah terletak sebelah selatan mihrab berukuran 1,9 x 1, 1 m terbuat dari semen. Bentuk bangunan, atap, hiasan pada dinding luar, hiasan pada atap sarna dengan mimbar. Sedangkan dinding utara dan selatan bagian dalam terdapat hiasan bentuk segi empat yang di dalamnya berhiaskan lingkaran yang ditengahnya berhias bentuk menyilang dengan bunga dan daun. Dinding barat bagian dalam terdapat hiasan oktagonal yang di tengahnya dihias lingkaran. Tubuh maksurah dihias dengan tegel keramik warna biru.
Atap masjid berbentuk tumpang bersusun tiga terbuat dari seng yang dicat berwama hijau. Pada atap tingkat kedua dan ketiga terdapat dua loteng berdenah bujur sangkar. Atap tingkat pertama berdiri di atas konstruksi kayu yang didukung langsung oleh dinding ruang utama dan terdapat tangga yang menghubungkan dengan atap kedua.
Loteng pada atap kedua ditopang oleh tiang-tiang pada ruang utama yang dialasi empat balok kayu saling berhubungan. Di atas balok kayu terdapat susunan papan yang ditopang rangka kayu merupakan lantai loteng. Juga merupakan penutup bagian dalam atap pertama. Dinding loteng dari papan kayu dan tiap sisinya terdapat tiga jendela masing-masing berukuran 2 x 3,1 m yang memiliki sepasang daun jendela. Atap tingkat kedua ditopang oleh tiang-tiang yang terdapat pada masing-masing sudut loteng, tiang-tiang dihubungkan balok kayu yang melintang. Pada loteng tingkat kedua terdapat tangga kayu yang menghubungkan loteng kedua dan ketiga.
Lantai loteng atap ketiga ditopang oleh tiang yang terdapat di loteng tingkat kedua merupakan penutup loteng tingkat kedua. Atap tingkat ke tiga ditopang oleh konstruksi kayu pada atap kedua yang menopang bagian paling atas atap ke tiga. Dinding loteng terbuat dari papan kayu dan tiap sisi dindingnya masing-masing terdapat sebuah jendela berukuran 1,4 x 1 m. Pada bagian puncak atap ketiga terdapat mustaka berbentuk bujursangkar yang menopang bola bersusun tiga yang makin ke atas makin kecil. Hiasan tersebut dari tanah liat yang dicat warna emas.
Serambi
Serambi masjid pada keempat sisi ruang utama, yaitu serambi timur, utara, barat, dan selatan, masing-masing berukuran 48 x 33,6 m. Untuk mencapai serambi dibuat tiga anak tangga yang tingginya masing-masing 20 cm. Seluruh permukaan lantai dilapis tegel teraso 50 x 50 cm. Pada keempat serambi terdapat 28 tiang berbentuk bulat tingginya 2 m. Pada puncak tiang terdapat hiasan pelipit rata dan setengah lingkaran berbentuk segi delapan. Antara tiang dihubungkan lengkung penopang atap serambi. Tubuh tiang serambi barat dihubungkan oleh tembok sehingga merupakan serambi tertutup. Masjid Agung Sumenep memiliki dua buah bedug, satu bedug di serambi utara dan satu lagi di ruangan atas gapura. Beduk yang ada di serambi utara berdiameter 80 cm dan disangga oleh rangka kayu tingginya 1 m terbuat dari batang kayu yang dilubangi tengahnya. Sedangkan bedug yang ada di ruangan atas gapura berdiameter 1,3 m digantung pada rangka kayu tingginya 3 m terbuat dari bahan yang sama dengan bedug di serambi utara.

Kewirausahaan

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.


Etimologi
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.

Proses Kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
  • Percaya diri
  • Berorientasikan tugas dan hasil
  • Pengambil risiko
  • Kepemimpinan
  • Keorisinilan
  • Berorientasi ke masa depan
  • Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
  • Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
  • Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
  • Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
  • Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
  • Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
  • Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
  • Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras


Sabtu, 03 Maret 2012

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Sungguh sejuk terdengar di telinga kita ungkapan dan pernyataan yang bersumber dari Allah melalui Al-Qur’an ini. Makna ungkapan “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” akan makna hidup kaji sesuai kemampuan saya yang terbatas. Begitu indahnya Allah ciptakan segala sesuatu di muka bumi ini dalam keadaan berpasang-pasangan. Sudah menjadi ketentuan-Nya bahwa apapun yang ada di sekitar kita memiliki pasangan kata, makna, rasa dan zat. Dunia akhirat, surga neraka, pria wanita, siang malam, susah senang, baik buruk, pahit manis, berat ringan, keras lunak dan banyak lagi contoh lainnya yang memang pada dasarnya selalu akan berpasang-pasangan. Bacalah apa yang ada dalam tubuh kita, mata yang berpasangan, telinga yang berpasangan, tangan dan kaki yang berpasangan dan semuanya akan serba berpasangan. Bagi seseorang yang tidak memiliki pasangan anggota tubuhnya (maaf : cacat) baik karena bawaan sejak lahir, kecelakaan ataupun sebab lainnya, semoga mereka diberikan kesabaran dan tetap optimis menjalani hidup. Apapun yang menimpa diri kita, itulah yang terbaik di sisi Allah dah hanya Allah-lah yang Maha Mengetahuinya.

Ketika kita berada di dunia maka tidak lama lagi kita akan berada di akhirat, ketika kita berada di waktu siang maka kita akan segera menemui malam, ketika kita merasakan manis maka pahit pun akan kita jumpai, ketika kita membawa sesuatu yang berat maka suatu saat kita akan membawa yang ringan pula dan begitulah seterusnya tentang makna berpasang-pasangan. Begitu indah terdengar bila sepasang kata dan makna dipadukan, tapi mungkin akan membuat hati kita bergetar dan ketakutan bila hal itu menimpa diri kita terutama pada kondisi yang tidak kita inginkan.

Ada hal menarik yang perlu kita pikirkan  dan renungkan lebih dalam ketika memaknai bahtera hidup ini. Sepasang kata dan ungkapan yang indah, belum tentu menjadikan diri kita siap untuk menerimanya. Dan ungkapan itu adalah “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. Siapa yang tak kenal ungkapan ini? Siapa yang tak paham prinsip hidup ini? Dan siapa pula yang mengingkari bahwa hal ini adalah kenyataan yang ada dalam hidup kita? Semuanya akan menjawab : ” Saya mengenalnya, saya memahaminya dan saya tahu bahwa itu adalah prinsip hidup yang selalu saya pegang sejak lama.”

Mari kita berpikir sejenak dan merenungkan tentang arti dan makna ungkapan “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. Ketika Allah mentakdirkan segala sesuatunya dengan berpasang-pasangan, pastilah Allah telah memperingatkan kita dengan ayat-ayatnya. Bukti bahwa Allah telah memperingatkan kita adalah dengan wahyu-Nya “Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah : 6). Dan masih banyak lagi peringatan-peringatan yang telah Allah berikan pada kita.

Kembali pada ungkapan kata tersebut, bagi sebagian orang, tapi mudah-mudahan tidak termasuk Anda, terkadang sulit untuk menerima kenyataan itu. Mereka mengerti makna ungkapan tersebut, tapi tidak dibuktikan dengan perilaku pada saat menimpa dirinya. Mereka sebenarnya menyadari bahwa ia sedang berada pada kondisi salah satunya entah kesulitan atau kemudahan. Pada saat mereka berada dalam kondisi kesulitan, mereka lupa bahwa kemudahan akan datang. Dan sebaliknya, jika kondisi mereka sedang berada dalam kemudahan, ia lupa bahwa sebentar lagi kesulitan pun akan menghampirinya.

Pada saat kesulitan hidup datang, mereka lupa bahwa hidupnya sedang dalam ujian dan cobaan bahkan peringatan. Mereka mengeluh dan menangis, mereka tidak terima dan berontak, mereka lari dan berputus asa. Mereka menyalahkan diri mereka sendiri dan mengkambing hitamkan  orang lain, mereka mencaci diri sendiri dan memaki siapa saja. Dan mereka pun sampai pada titik terlemahnya iman seseorang dengan mengatakan bahwa : ” Tuhan tidak adil, Tuhan tidak mengasihaniku, mengapa aku ditimpa kesulitan dan kesusahan seperti ini?” Sampai sejauh manakah respon kita dalam menyikapi kesulitan yang datang? Sampai dimanakah keikhlasan kita pada saat kesulitan menimpa kita? Sampai sejauh manakah kita mengambil hikmah dari kesulitan yang melanda diri kita? Sekali lagi, ungkapan itu begitu indah, begitu menggetarkan hati, tapi dalam kenyataannya tidak semudah seperti yang kita bayangkan.

Begitu beratnya diri kita untuk menerima kenyataaan itu dengan ketulusan dan begitu bodohnya diri kita bila mengakui bahwa itu adalah prinsip hidup kita tapi tidak memaknai bahwa semuanya itu adalah suatu ujian, pelajaran, motivasi dan penambah kepekaan hati kita terhadap kesulitan yang orang lain rasakan. Jika ingin kesulitan kita berkurang bahkan sirna, maka belajarlah untuk bisa mengurangi kesulitan orang lain, dan Allah pun akan menghapuskan kesulitan kita. Bukankah setiap penyakit ada obatnya? Bukankah setiap permasalahan ada jalan keluarnya? Bergembiralah dan yakinkanlah dalam benak dan hati kita yang paling dalam bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan menerpa akan ada kemudahan yang menghampiri. Janganlah berputus asa karena masih banyak dari mereka yang ditimpa kesulitan jauh melebihi kesulitan yang kita alami! Berbahagialah dan teruslah berharap kemudahan dan kebahagiaan menyelimuti hidup kita wahai saudaraku!

Tidak bisa dipungkiri bahwa siapapun pasti mendambakan hidupnya selalu dalam kemudahan. Bagi mereka yang pada saat ditimpa kesulitan tetap tabah, ikhlas dan tulus sepenuh hati serta selalu menganggapnya sebagai pelajaran, peringatan juga motivasi hidupnya, maka sesungguhnya mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda bila  kemudahan telah datang menghampirinya. Seakan-akan dalam hidupnya mereka tidak pernah terjadi kesulitan, melainkan hanya ujian yang dinikmati dan dilanjutkan dengan kemudahan yang sesungguhnya. Bisa jadi mereka berkata: “Aku tidak pernah mengalami kesulitan, karena aku ikhlas menerimanya. Aku tidak pernah merasakan kesusahan, karena aku tulus menjalaninya. Aku tidak pernah mengeluh karena aku tetap tegar menguasai jiwaku. Aku tidak pernah merasakan penderitaan, karena aku sedang berusaha untuk menjadi dewasa. Aku tidak pernah menangis, karena aku tidak berputus asa.” Maka berbahagialah mereka yang selalu menganggap segala kesulitan dan kesusahan adalah awal dari kemudahan. Mereka beruntung karena memiliki jiwa yang kuat dan tetap menjadi dirinya sendiri.
Dan ujian pun akan muncul kembali pada saat kemudahan kita nikmati. Dikala kemudahan menghampiri kita, kita sadar bahwa kemudahan telah tiba. Hidup kita terasa lapang dan semuanya serba terang seakan tak ada penghalang. Kebutuhan ekonomi terpenuhi setiap hari, pekerjaan tetap lancar setiap saat, karir terus menanjak seiring waktu, penghargaan pun bermunculan dimana-mana, usahapun kian melambung dan melonjak tajam. Hidupnya benar-benar diselimuti dengan kemudahan dan kesenangan. Seolah-olah kemudahan itu tak mau beranjak dari diri kita walau sedetik pun. Akhirnya mereka berada dalam kesenangan dunia yang seakan-akan tak pernah putus dan tidak akan pernah mengalami kesulitan dan kesusahan.

Sungguh ironis bila kenyataan hidup seperti itu tidak dibarengi dengan pondasi jiwa yang kuat, ilmu yang memadai dan iman yang menjadi tameng. Ketika mereka berada dalam puncak kesenangan hidupnya, mereka sedikit lalai bahkan mulai pudar prinsip yang ia pegang. Dia merasa hidupnya sudah mapan dan tak ada sesuatu pun yang bisa membuatnya menderita. Keangkuhannya, kesombongannya, kecongkakannya ternyata membuka pintu hidupnya kembali pada tahta terendah dalam hidupnya. Mereka lupa dan tidak pernah memikirkan bahwa setelah ada turunan curam, maka mereka akan berhadapan dengan tanjakan terjal. Ketika diumpamakan dengan sebuah mobil, pada saat menemui turunan maka mobil harus direm dan pada saat mendapatkan tanjakan mobil pun harus  digas. Rem adalah pengendali agar tidak terperosok dan gas adalah motivator  agar cepat berada dalam harapan dan keinginan.

Kehidupan yang serba mudah akan dengan cepat berbalik arah menuju kesusahan dan keterpurukan. Mereka yang tidak siap menghadapi ke fase berikutnya terutama berhadapan dengan kesulitan hidup, maka mereka akan mengalami stress yang berkepanjangan bahkan gangguan jiwa. Semuanya karena mereka tidak mempersiapkan jiwa dan pikirannya dengan keikhlasan dan tidak pernah belajar dan mengambil hikmah pada saat kesulitan datang menghampirinya. Wahai saudaraku,  manfaatkanlah pada masa kesulitan dan kesusahan itu sebagai ujian, pelajaran, motivasi dan hikmah yang berharga dalam rangka pendewasaan diri. Bergembiralah karena sesudah kesulitan pasti ada kemudahan !
Pada akhir tulisan ini, hanya ingin mengingatkan khususnya pada pembaca dan umumnya bagi mereka. Kita harus sabar, ikhlas, besar hati dan mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa kita. Bukankah kesulitan itu merupakan awal menuju kemudahan? Bukankah kehidupan kita ini selalu berpasang-pasangan? Hari ini kita susah, tapi yakinlah cepat atau lambat kemudahan akan menghampiri kita. Dan jika sekarang kita sedang merasa ada dalam kemudahan, bersiap-siaplah dengan kesulitan yang segera mendekat. Perkuat jiwa kita agar kita mampu menikmati segala liku-liku perjalanan hidup! Semoga engkau menjadi orang yang beruntung wahai saudaraku!